Monday, April 8, 2019

4 Amalan Zikir Yang Dicintai dan Disukai Allah swt dan Para Malaikat

IBNU Abbas ra berkata: “Ketika Allah SWT menjadikan Arasy, lalu menyuruh malaikat memikulnya. Para malaikat merasakan amat berat memikulnya. Kemudian Allah SWT menyuruh malaikat membaca (menyebut); Subhanallah. Sebaik sahaja malaikat membacanya, maka terasa ringan memikul Arasy dan mereka terus menyebut (berzikir) selama-lamanya.”

Kata Ibnu Abbas ra lagi: “Apabila Allah SWT menjadikan Adam as. Maka mula-mula yang keluar dari mulut Adam ialah bersin. Lalu Allah ilhamkan kepadanya untuk membaca (menyebut); Alhamdulillah. Sebaik sahaja Adam as menyebut Alhamdulillah, lalu Allah menjawab; Yarhamuka Rabbuka (kerana rahmat itulah Aku menjadikan engkau).

“Kemudian malaikat berkata: Inilah kalimah mulia dan baik dan tidak sepatutnya kami abaikan. Maka para malaikat pun membaca (berzikir) Suhhanallah Walhamdulillah.

“Para malaikat membaca (berzikir) demikian sehinggalah Allah SWT mengutuskan Nabi Nuh as. Oleh kerana kaum Nabi Nuh adalah kaum pertama menyembah berhala, maka Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh as supaya menyuruh kaumnya membaca; Laa illaha illallah bagi mendapatkan keredhaan Allah.”

“Lalu berkata malaikat: “Inilah kalimah ketiga yang besar dan baik yang tidak boleh kami abaikan. Maka malaikat pun menggabungkan dengan dua kalimah sebelumnya untuk menjadi: Subhanallah Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah.”

“Para malaikat mengamalkan kalimah tersebut sehingga terutusnya Nabi Ibrahim as. Setelah terutusnya Nabi Ibrahim as, Allah SWT telah memerintahkan baginda menjalankan korban ke atas anaknya, yang mana akhirnya Allah telah menebus anaknya Ismail dengan seekor kibas (kambing).

“Apabila Nabi Ibrahim as melihat anaknya terselamat dari disembelih dan digantikan dengan kibas (kambing), maka Nabi Ibrahim as menyebut: Allahu akbar, kerana merasa terlalu gembira atas nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya.

Berkata para malaikat: “Inilah kalimah keempat yang sungguh baik dan besar. Kemudian para malaikat menggabungkan kalimah itu dengan tiga kalimah sebelumnya menjadi: Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah, Wallahu akbar.”

“Ketika malaikat Jibril as menceritakan kisah ini kepada Rasulullah SAW, baginda merasa kagum dan terus melafazkan: Laa haula Wala quwwata illa billahil aliyil aziem.”

Kemudian Jibril as berkata: Gabungkan kalimah yang empat itu sehingga menjadi "Subhanallah, Walhamdulillah Walaa ilaha illallah Wallahu akbar Walaa haula Wala quwwata illa billahil aliyil aziem."(HR Muslim)

Amalan yang disukai Allah ialah "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar"

Allah berfirman dalam al-Quran: ”Hai orang-orang yang beriman! berzikirlah (mengingat) kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”(al-Ahzaab: 41-42). 


Hadith yang membicarakan keutamaan zikir "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar"

1. Rasulullah saw. bersabda, "Lazimkan membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akhbar, kerana semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana gugurnya daun dari pohon".(HR Ibnu Majah) 

2. Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah s.a.w. berkata : "Membaca Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar lebih aku sukai daripada seisi dunia."(Hadith Riwayat Muslim) 

3. Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai”.(HR. Muslim no. 2137). 

4. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari."(HR. Muslim no. 2695). 

Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya.” Dari sini menunjukkan bahwa keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.

5. Dari Ummi Hani' binti Abu Thalib dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk." Beliau bersabda: "Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma'il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali." Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: "Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu."
(HR. Ahmad 6/344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shilsilah Ash Shohihah no. 1316) 

6. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.”(HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan) 

7. Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda, "Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).”
(HR. Tirmidzi no. 3462. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) 

8. Dari Abu Sa'id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya."(HR. Ahmad 2/302. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya shahih)

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk istiqomah mengamalkan zikir “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar” dalam kehidupan seharian kita. InshaAllah.

Friday, February 1, 2019

Kisah Ahli Ibadah Masuk Neraka

Rasulullah pernah berkisah tentang dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil. Yang satu sering berbuat dosa, sementara yang lain sebaliknya: sangat tekun beribadah. Yang terakhir disebut ini rupanya tak henti-hentinya menyaksikan saudaranya itu melakukan dosa hingga mulutnya tak betah untuk tidak menegur.

"Berhentilah!" Sergahnya.

Teguran seolah hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri. Perbuatan dosa berlanjut dan sekali lagi tak luput dari mata saudaranya yang rajin beribadah. "Berhentilah!" Sergahnya kembali.

Si pendosa lantas berucap, "Tinggalkan aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk mengawasiku?"

Saudara yang ahli ibadah pun menimpali, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu. Allah tidak akan memasukkanmu ke surga."

Cerita ini tertuang dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Di ujung, Hadits tersebut melanjutkan, tatkala keduanya meninggal dunia, keduanya pun dikumpulkan di hadapan Allah subhanahu wata'ala.

Kepada yang sungguh-sungguh beribadah, Allah mengatakan, "Apakah kau telah mengetahui tentang-Ku? Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?"

Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan.

"Pergi dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku," kata Allah kepada si pendosa. Sementara kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, "(Wahai malaikat) giringlah ia menuju neraka."

Kisah di atas menyiratkan pesan kepada kita untuk tidak merasa paling benar untuk hal-hal yang sesungguhnya menjadi hak prerogatif Allah. Tentu beribadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama. Tapi menjadi keliru tatkala sikap tersebut dihinggapi takabur dengan menghakimi pihak lain, apakah ia bahagia atau celaka di akhirat kelak. Sebuah kata bijak menyebutkan, “Perbuatan dosa yang membuatmu menyesal jauh lebih baik ketimbang beribadah yang disertai rasa ujub.”

Tentang etika dakwah, Islam pun mengajarkan bahwa tugas seorang mubaligh sebatas menyampaikan, bukan mengislamkan apalagi menjanjikan kenikmatan surgawi.

Vonis terhadap orang ini-itu sebagai golongan kafir atau bukan, masuk neraka atau surga, sangat tidak dianjurkan karena melangkahi Rabb, penguasa seluruh ciptaan. Islam menekankan umatnya muhasabah atau koreksi diri sendiri daripada mencari kesalahan pribadi orang lain yang belum tentu lebih buruk di hadapan Tuhan. 

Hikmah Nafsu



Di antara beza kita dengan malaikat adalah nafsu. Malaikat tiada jantina dan tiada nafsu. Mereka senantiasa bertasbih memuji Allah swt. Manusia pula berjantina dan mempunyai nafsu. Dengan adanya nafsu, manusia dapat makan, minum dan membiak. Adapun hikmah nafsu diwujudkan oleh Allah swt adalah untuk menguji manusia samaada manusia menyembah nafsu atau Tuhan yang menciptakan mereka iaitu Allah swt. Di dalam firmanNya :

Kemudian, kalau mereka tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka ketahuilah, sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam keingkarannya).

Di dalam ayat di atas, kita dilarang untuk mengikut hawa nafsu kerana hawa nafsu manusia mendorong kepada ke arah kesesatan. Ada 7 peringkat nafsu dan pada gambar di atas dijelaskan 7 peringkat nafsu tersebut dan kita sebagai manusia perlu berusaha mencapai nafsu muthmainnah. Firman Allah ada menyebut :

(Setelah menerangkan akibat orang-orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan menyatakan bahawa orang-orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata): "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! -

Jika kita dapat naik sehingga ke peringkat nafsu kamilah adalah lebih baik tetapi tidak ramai yang dapat capai peringkat nafsu kamilah ini. Namun tidak salah berdoa supaya nafsu kita sampai ke peringkat tersebut. InshaAllah..

Ketahuilah sahabat-sahabatku sekalian, iblis dan syaitan tidak akan berhenti untuk menyesatkan seluruh ummat jin dan manusia sehinggalah kiamat berlaku. Maka sama-samalah kita menjaga iman dan taqwa kita kepada Allah swt..


Hikmah Petir Di Langit



Kebiasannya petir muncul sebelum hujan dan semasa hujan turun ke bumi. Adakala ia muncul tanpa hujan. Itu tanda kekuasaan Allah yang Maha Besar. Di dalam firmanNya :

Dia lah yang memperlihatkan kilat kepada kamu, untuk menakutkan (dari panahan petir), dan memberi harapan (dengan turunnya hujan); dan Ia yang menjadikan awan tebal yang berat (dengan air).

Ya, mendengar petir berdentum di langit sangat menakutkan kerana bunyinya yang amat luar biasa, boleh jadi dengan petir itu kita kehilangan pendengaran. Petir juga adalah makhluk Allah swt yang senantiasa bertasbih. Ini dapat dibuktikan di dalam firmanNya :

Dan Dia lah juga yang guruh dan malaikat bertasbih memujiNya, kerana takut kepadaNya. Dan Dia lah juga yang menghantarkan petir, lalu Ia mengenakan dengan panahannya kepada sesiapa yang dikehendakinya Dan mereka yang ingkar itu membantah (serta mendustakan Rasul) mengenai perkara yang berhubung dengan Allah (dan kuat kuasaNya) Padahal Ia Amat keras azab seksanya.

Hikmah Petir di langit

Petir menjadi suatu tanda keagungan ciptaanNya. Hikmah petir adalah Allah ingin memperingatkan kepada seluruh makhlukNya terutama jin dan manusia bahawa di akhirat kelak, bunyi dan siksaan kepada mereka yang kafir dan ingkar adalah lebih besar dan dahsyat lagi. Mudah-mudahan kita berada sentiasa di bawah lindunganNya kerana kita takut dengan azab Allah yang Maha Keras lagi Maha Berat itu..



Friday, November 9, 2018

Makna dan Tujuan Kita Berselawat

Makna Berselawat:

Makna berselawat atas Nabi Muhammad s.a.w.  ialah berdoa memohon supaya Allah Taala melimpahkan rahmat menambahkan kemuliaan,  kehormatan dan kepujian kepada penghulu kita Nabi Muhammad s.a.w

Tujuan Selawat :

(1) Mematuhi perintah Allah s.w.t yang tersebut dengan jelas iaitu di dalam ayat 56 Surah  Al-Ahzab yang menyuruh orang-orang yang beriman berselawat dan bertaslim kepada Nabinya, Muhammad s.a.w. 

(2) Menunaikan maksud yang terkandung pada sepotong dari ayat 77 Surah al-Qasas yang memerintahkan kita melakukan kebaikan dan kemurahan sebagai menghargai dan mensyukuri nikmat-nikmat ihsan pengurniaan-Nya kepada kita dan sememang maklum bahawa sebahagian yang terbesar daripada-nya ialah nikmat ihsan-Nya mengurniakan kita seorang Rasul yang teragung, Nabi Muhammad s.a.w.

(3) Mengenang budi dan jasa baik Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak putus-putus sekalipun Baginda s.a.w. telah meninggal dunia dan berada di alam barzakh sebagaimana sabdanya s.a.w., pada hadis lbn Mas'ud yang diriwayatkan oleh al-Bazzaar yang bererti: "Hidupku adalah kebaikan kepada kamu dan wafatku adalah kebaikan juga kepada kamu, kerana segala amal kamu sentiasa dibentangkan kepadaku, maka apa sahaja amal yang aku dapati baik,  aku ucapkan: Alhamdulillah,  dan apa sahaja amal kamu yang aku dapati jahat,  aku :! memohon keampunan Allah untuk kamu."

(4) Mengamalkan kehendak hadis-hadis, yang maksudnya seperti berikut:

(a) Dan (b) hadis lbn Umar, r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud juga Nasa'i dan hadis Jabir r.a. yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi dan Abu Daud yang menyatakan bahawa. Sesiapa yang menerima budi orang, sama ada yang berupa harta benda, ilmu pengetahuan atau perkara lain maka orang yang menerima budi itu disuruh membalasnya dengan sebarang yang ada padanya, setidak-tidaknya dengan berdoa untuk orang yang berbuat budi itu seberapa banyak yang ia fikir berpadanan dengan budi yang Ia terima;  orang yang tidak berbuat demikian adalah orang yang kufurkan nikmat,  orang yang tidak mengenang budi

(c) Hadis Usamah bin Zaid, r.a. yang diriwayatkan oleh Tirmizi yang menyatakan bahawa: Sesiapa yang menerima budi orang lalu ia setelah tidak berdaya hendak membalasnya - berkata kepada yang berbuat budi itu: `Tuhan jualah yang membalasmu dengan kebaikan di dunia dan akhirat', maka bererti ia telah membalas budi itu dengan sepenuhnya.

(d)Hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Abu Daud yang menyatakan bahawa: Sesiapa yang tidak syukurkan dan tidak mengenangkan budi yang dibuat orang kepadanya adalah orang yang tidak menghargai dan tidak mensyukuri nikmat Allah s.w.t.

Hadis-hadis Shahih Mengenai Kelebihan Selawat Ke Atas Baginda Muhammad SAW

Seperti yang kita sedia maklum, kita berselawat adalah bertujuan memohon rahmat dan sebagai tanda mengenang budi atas pengorbanan yang telah baginda lakukan dan dengan perjuangan baginda membela Islam maka kita telah memperoleh nikmat iman dan islam pada hari ini. 

Mungkin ada yang tertanya-tanya akan kelebihan selawat menurut hadis-hadis shahih maka disini sayang kongsikan kepada kalian :

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “Bacalah selawat kepadaku kerana sesungguhnya bacaan selawat kamu semua dapat sampai kepadaku di mana saja kamu berada .” [ Sila rujuk HR Abu Daud, Riyadus Solihin, 1398, Sahih menurut Imam Nawawi ]

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda; “Tiada seseorang pun yang memberikan salam kepadaku (setelah kewafatanku),melainkan Allah mengembalikan rohku sehinggalah aku dapat menjawab salam orang itu.” [Sila rujuk HR Abu Daud dan Ahmad,Riyadus Solihin -1398,Sahih menurut Imam Nawawi ]

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “sesiapa berselawat kepadaku sekali selawat, maka Allah akan berselawat ke atasnya sepuluh kali.” [Sila rujuk Sahih Muslim-0408]

Dari Anas bin Malik r.a. berkata Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “ Barangsiapa yang berselawat kepadaku satu kali, maka Allah berselawat kepadanya sepuluh kali dan akan dihapuskan daripadanya dosa dan diangkat baginya sepuluh darjat.” [Sila rujuk HR An-Nasaie-1271 ]

Abdullah ibnu Masud r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “Seutama-utama manusia dengan aku di hari kiamat ialah orang yang paling banyak berselawat kepadaku.” [Sila rujuk HR At-Tirmizi-0483 dan beliau berkata hadith ini adalah hasan Gharib. Riyadus Salihin -1395 ]

Hussain bin Ali memberitakan daripada ayahnya Ali bin Abi Talib (semoga Allah meredhainya mereka berdua) bahawa Rasulullah (selawat Allah dan salam keatasnya) telah bersabda :”apakah tidak lebih baik aku khabarkan kepada kamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang paling bakhil?”maka kami(para sahabat) menjawab : “Baik benar Rasulullah!” Maka Rasulullah (selawat Allah dan salam ke atasnya) meneruskan: “ Orang yang disebut namaku di hadapannya, maka tiada ia berselawat kepadaku, itulah manusia yang paling bakhil.!”[Sila rujuk HR At-Tirmizi,Misykat Al-Masbih-3/299,no : 311.Riyadus Salihin -1440. Imam At-Tirmizi berkata hadith ini adalah sahih. Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad,Ibnu Hibban dan Al-Hakim ]

Ali bin Abi Talib (semoga Allah meredhainya) berkata : “Doa seseorang itu terdinding (terhalang) sehinggalah dia berselawat ke atas Rasulullah dan ahli keluarganya.”[Sila rujuk kitab Al-Mu’jam Al-Ausat oleh Imam Ath-Thabrani. Hadith Hasan]


Mudah-Mudahan setelah kita mengetahui kelebihan atau fadhilat selawat, kita akan bertambah ghairah dan semangat untuk berselawat sebanyak-banyaknya setiap hari. Semoga Allah senantiasa memberi taufiq untuk kita berselawat ke atas baginda saw. 

Sunday, September 16, 2018

Kisah Pertemuan Nabi Khidir as Dengan Habib Sholeh



Habib Soleh Bin Muhsin Al Hamid, Beliau adalah Seorang wali qhutub yang lebih dikenal Dengan nama habib Sholeh Tanggul, Berasal dari Hadramaut dan pertama kali melakukan da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa timur.
Mengisahkan tentang Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah.

Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Yik Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri fisik nabi Khidir. Tangannyapun dipegang erat-erat oleh Yik Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan saya.” Sang pengemispun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.

Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukkan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang nama Habib Sholeh, dijawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini tidak ada yang nama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, ya saya sendiri ini, “Kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.

Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mujlai sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden Adam malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta, penjemputnya sangat banyak, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH. Abdillah yang mengenal dengan baik Habib Sholeh