Friday, February 1, 2019

Kisah Ahli Ibadah Masuk Neraka

Rasulullah pernah berkisah tentang dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil. Yang satu sering berbuat dosa, sementara yang lain sebaliknya: sangat tekun beribadah. Yang terakhir disebut ini rupanya tak henti-hentinya menyaksikan saudaranya itu melakukan dosa hingga mulutnya tak betah untuk tidak menegur.

"Berhentilah!" Sergahnya.

Teguran seolah hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri. Perbuatan dosa berlanjut dan sekali lagi tak luput dari mata saudaranya yang rajin beribadah. "Berhentilah!" Sergahnya kembali.

Si pendosa lantas berucap, "Tinggalkan aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk mengawasiku?"

Saudara yang ahli ibadah pun menimpali, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu. Allah tidak akan memasukkanmu ke surga."

Cerita ini tertuang dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Di ujung, Hadits tersebut melanjutkan, tatkala keduanya meninggal dunia, keduanya pun dikumpulkan di hadapan Allah subhanahu wata'ala.

Kepada yang sungguh-sungguh beribadah, Allah mengatakan, "Apakah kau telah mengetahui tentang-Ku? Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?"

Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan.

"Pergi dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku," kata Allah kepada si pendosa. Sementara kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, "(Wahai malaikat) giringlah ia menuju neraka."

Kisah di atas menyiratkan pesan kepada kita untuk tidak merasa paling benar untuk hal-hal yang sesungguhnya menjadi hak prerogatif Allah. Tentu beribadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama. Tapi menjadi keliru tatkala sikap tersebut dihinggapi takabur dengan menghakimi pihak lain, apakah ia bahagia atau celaka di akhirat kelak. Sebuah kata bijak menyebutkan, “Perbuatan dosa yang membuatmu menyesal jauh lebih baik ketimbang beribadah yang disertai rasa ujub.”

Tentang etika dakwah, Islam pun mengajarkan bahwa tugas seorang mubaligh sebatas menyampaikan, bukan mengislamkan apalagi menjanjikan kenikmatan surgawi.

Vonis terhadap orang ini-itu sebagai golongan kafir atau bukan, masuk neraka atau surga, sangat tidak dianjurkan karena melangkahi Rabb, penguasa seluruh ciptaan. Islam menekankan umatnya muhasabah atau koreksi diri sendiri daripada mencari kesalahan pribadi orang lain yang belum tentu lebih buruk di hadapan Tuhan. 

Hikmah Nafsu



Di antara beza kita dengan malaikat adalah nafsu. Malaikat tiada jantina dan tiada nafsu. Mereka senantiasa bertasbih memuji Allah swt. Manusia pula berjantina dan mempunyai nafsu. Dengan adanya nafsu, manusia dapat makan, minum dan membiak. Adapun hikmah nafsu diwujudkan oleh Allah swt adalah untuk menguji manusia samaada manusia menyembah nafsu atau Tuhan yang menciptakan mereka iaitu Allah swt. Di dalam firmanNya :

Kemudian, kalau mereka tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka ketahuilah, sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam keingkarannya).

Di dalam ayat di atas, kita dilarang untuk mengikut hawa nafsu kerana hawa nafsu manusia mendorong kepada ke arah kesesatan. Ada 7 peringkat nafsu dan pada gambar di atas dijelaskan 7 peringkat nafsu tersebut dan kita sebagai manusia perlu berusaha mencapai nafsu muthmainnah. Firman Allah ada menyebut :

(Setelah menerangkan akibat orang-orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan menyatakan bahawa orang-orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata): "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! -

Jika kita dapat naik sehingga ke peringkat nafsu kamilah adalah lebih baik tetapi tidak ramai yang dapat capai peringkat nafsu kamilah ini. Namun tidak salah berdoa supaya nafsu kita sampai ke peringkat tersebut. InshaAllah..

Ketahuilah sahabat-sahabatku sekalian, iblis dan syaitan tidak akan berhenti untuk menyesatkan seluruh ummat jin dan manusia sehinggalah kiamat berlaku. Maka sama-samalah kita menjaga iman dan taqwa kita kepada Allah swt..


Hikmah Petir Di Langit



Kebiasannya petir muncul sebelum hujan dan semasa hujan turun ke bumi. Adakala ia muncul tanpa hujan. Itu tanda kekuasaan Allah yang Maha Besar. Di dalam firmanNya :

Dia lah yang memperlihatkan kilat kepada kamu, untuk menakutkan (dari panahan petir), dan memberi harapan (dengan turunnya hujan); dan Ia yang menjadikan awan tebal yang berat (dengan air).

Ya, mendengar petir berdentum di langit sangat menakutkan kerana bunyinya yang amat luar biasa, boleh jadi dengan petir itu kita kehilangan pendengaran. Petir juga adalah makhluk Allah swt yang senantiasa bertasbih. Ini dapat dibuktikan di dalam firmanNya :

Dan Dia lah juga yang guruh dan malaikat bertasbih memujiNya, kerana takut kepadaNya. Dan Dia lah juga yang menghantarkan petir, lalu Ia mengenakan dengan panahannya kepada sesiapa yang dikehendakinya Dan mereka yang ingkar itu membantah (serta mendustakan Rasul) mengenai perkara yang berhubung dengan Allah (dan kuat kuasaNya) Padahal Ia Amat keras azab seksanya.

Hikmah Petir di langit

Petir menjadi suatu tanda keagungan ciptaanNya. Hikmah petir adalah Allah ingin memperingatkan kepada seluruh makhlukNya terutama jin dan manusia bahawa di akhirat kelak, bunyi dan siksaan kepada mereka yang kafir dan ingkar adalah lebih besar dan dahsyat lagi. Mudah-mudahan kita berada sentiasa di bawah lindunganNya kerana kita takut dengan azab Allah yang Maha Keras lagi Maha Berat itu..